Nim : 1001085032
Prodi : Pendidikan Sejarah
Salah Satu Tokoh Pemikiran Barat
John Locke
John Locke (lahir 29 Agustus 1632 –
meninggal 28 Oktober 1704 pada umur 72 tahun) adalah seorang filsuf dari
Inggris yang menjadi salah satu tokoh utama dari pendekatan empirisme. Selain
itu, di dalam bidang filsafat politik, Locke juga dikenal sebagai filsuf negara
liberal.Bersama dengan rekannya, Isaac Newton, Locke dipandang sebagai salah
satu figur terpenting di era Pencerahan. Selain itu, Locke menandai lahirnya
era Modern dan juga era pasca-Descartes (post-Cartesian), karena pendekatan
Descartes tidak lagi menjadi satu-satunya pendekatan yang dominan di dalam
pendekatan filsafat waktu itu. Kemudian Locke juga menekankan pentingnya
pendekatan empiris dan juga pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan.
Tulisan-tulisan Locke tidak hanya
berhubungan dengan filsafat, tetapi juga tentang pendidikan, ekonomi, teologi,
dan medis.
Karya-karya
Locke yang terpenting adalah "Esai tentang Pemahaman Manusia" (Essay
Concerning Human Understanding), Tulisan-Tulisan tentang Toleransi"
(Letters of Toleration), dan "Dua Tulisan tentang Pemerintahan" (Two
Treatises of Government).
Biografi
John Locke dilahirkan pada tanggal 28
Agustus 1632 di Wrington, Somerset. Keluarganya berasal dari kelas menengah dan ayahnya
memiliki beberapa rumah dan tanah di sekitar Pensford, sebuah kota kecil di
bagian selatan Bristol.
Selain bekerja
sebagai pemilik tanah, ayah Locke bekerja juga sebagai pengacara dan melakukan
tugas-tugas administratif di pemerintahan lokal.
Pada tahun 1647, Locke belajar di
Sekolah Westminster, yang pada waktu itu merupakan sekolah terkenal di Inggris.
Pendidikan di sana berpusat pada pelajaran bahasa-bahasa kuno, yaitu
pertama-tama bahasa Latin, kemudian bahasa Yunani, dan juga bahasa Ibrani. Setelah itu,
pada tahun 1652, Locke mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan di Sekolah
Gereja Kristus (Christ Church), Oxford, dan tinggal di sana sejak bulan Mei 1652.
Di sekolah itu, Locke kurang menyukai
metode skolastik dalam berdebat dan juga tema-tema metafisika dan logika.
Karena itu, Locke tidak mendapatkan nilai yang mengesankan ketika ia mendapatkan
gelar hingga strata dua. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca
karya-karya sastra, seperti drama, roman, dan sebagainya. Setelah itu,
Locke mulai menyenangi bidang medis, sebagaimana tertulis di dalam beberapa
catatan pribadi Locke yang ditulis pada periode akhir dekade 1650-an. Ia membuat
banyak catatan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan dan
pengobatan.
Melalui
minatnya dalam bidang medis, Locke mulai meminati filsafat alam sejak tahun 1658. Pada awal tahun
1660, ia berjumpa dengan Robert Boyle yang akan banyak memengaruhinya kelak. Sejak tahun
1660, Locke menambah minatnya dengan membaca filsafat mekanis yang baru muncul,
yang dimulai dengan membaca karya Boyle. Selain itu, ia juga mulai rajin membaca
karya-karya Descartes.
Perhatian Locke pada waktu-waktu ini
tidak terbatas pada bidang medis dan filsafat alam saja, namun juga kepada
bidang politik.
Situasi politik
di Inggris pada waktu itu memang sedang bergejolak. Cromwell, yang pada waktu
itu telah mengubah sistem politik Inggris, meninggal pada tahun 1658 sehingga
terjadi perubahan lagi di bawah pemerintahan Raja Charles II. Charles II
menghendaki pemerintahan yang dengan kuat menguasai negara dan gereja Inggris,
dan Locke pada waktu itu mendukung pemerintahan Charles II. Pada bulan
November hingga Desember 1660, ia membuat suatu karangan singkat untuk
menanggapi pandangan Edward Bagshaw, yang menegaskan perlunya hakim sipil dalam
menentukan bentuk-bentuk ibadah keagamaan. Kemudian pada tahun 1661-1662, Locke
menulis dua karya lagi dalam bahasa Latin. Karya pertama
menegaskan lagi tesis yang dipakai untuk melawan argumentasi Bagshaw, dan karya
kedua berisi penolakan terhadap posisi Gereja Katolik Roma yang menyatakan
Alkitab perlu ditafsir tanpa ada kesalahan melalui lembaga magisterium. Di
sini, Locke menggunakan teologi Gereja Anglikan dalam mempertahankan
pendapatnya.
Pada tahun 1661, Locke diangkat menjadi
dosen di sekolah Gereja Kristus tempatnya belajar dulu. Ia mengajar
bahasa Yunani dan bahasa Latin. Kemudian pada tahun 1664, ia menjadi petugas sensor dalam
bidang filsafat moral. Selama periode ini, Locke melanjutkan minatnya pada
bidang pengobatan dan filsafat alam. Kemudian Locke belajar kepada Thomas
Willis selama tahun 1661-1662 dan mempelajari kimia pada tahun 1663 kepada
Boyle. Selain itu, Locke juga membantu penelitian-penelitian yang mereka
lakukan.
Pada tahun 1665, Locke mendapat
kesempatan untuk menjadi sekretaris Walter Vane yang bertugas melakukan misi
diplomatik ke beberapa negara. Locke meninggalkan Inggris pada bulan November dan
kembali pada bulan Februari. Melalui surat yang dikirimnya, tampak bahwa Locke
menikmati kunjungan luar negeri pertamanya itu. Setelah itu, Locke ditawarkan
pekerjaan menjadi sekretaris untuk pekerjaan diplomasi ke Spanyol namun ia
menolak. Sekembalinya Locke ke Oxford, ia melanjutkan studinya dalam bidang
kimia dan fisiologi.
Pada tahun 1666, Locke bertemu dengan
Lord Ashley yang di kemudian hari membuat perubahan besar dalam hidup Locke.
Pada tahun 1667, Locke pindah dari Oxford menuju London untuk bekerja di rumah
Lord Ashley. Locke tinggal di sini selama delapan tahun. Selama di
London, Locke juga membaca buku-buku pengobatan, namun di situ ia mendapatkan
pengalaman langsung dalam soal-soal klinis karena ia menjadi asisten dari
Thomas Sydenham yang adalah seorang dokter. Locke menemani Sydenham dalam
perjalanan-perjalanannya dan juga membuat catatan-catatan tentang soal-soal
kesehatan.
Di sini, Locke
membuat catatan yang akhirnya dibukukan dengan judul De Arte Medica, yang di
dalamnya dipakai pendekatan empiris.
Pada tahun 1668, Lord Ashley mengalami
gangguan kesehatan yang cukup parah, Locke melakukan operasi terhadap liver Lord Ashley dan
keadaannya semakin membaik. Karena itu, Lord Ashley menganggap Locke sebagai
penyelamat hidupnya. Setelah itu, untuk mendukung studi Locke dalam bidang
kimia, Lord Ashley menyediakan laboratorium di rumahnya. Selain
meningkatkan kemampuan dalam bidang kesehatan dengan praktik langsung bersama
Sydenham, perkenalan Locke dengan Lord Ashley juga menambah pengalaman Locke
dalam bidang politik. Setahun setelah datang ke London, Locke menulis
"Essay tentang Toleransi" yang isinya amat berbeda dengan dua karya
yang ia tulis pada tahun 1660-1662.[9] Pada tahun 1669, Lord Ashley melibatkan
Locke dalam urusan pendirian koloni baru di Carolina, khususnya dalam membuat
konstitusi Carolina.
Locke menjalani
tugasnya dalam membantu Lord Ashley hingga ia meninggalkan Inggris menuju
Perancis pada tahun 1675.
Perancis
Hingga tahun 1670, Locke belum dapat dikatakan
sebagai seorang filsuf. Akan tetapi, ia mulai mengorganisir suatu pertemuan
dengan beberapa temannya untuk berdiskusi mengenai topik-topik tertentu. Ada
tulisan tentang epistemologi yang ditulis pada tahun 1671 berdasarkan diskusi-diskusi
yang dilakukan Locke.
Selama tahun 1672 hingga 1675,
kebanyakan waktu Locke dipakai untuk mengerjakan tugas-tugas administratif.
Pada bulan Maret 1672, Lord Ashley diangkat sebagai pangeran dari Shaftesbury
dan Locke tetap membantunya hingga Lord Ashley keluar dari jabatan tersebut
pada tahun 1673. Pada bulan November 1675, tugas Locke usai dan Locke pergi ke
Perancis. Locke tinggal di sana selama kurang lebih tiga setengah tahun. Pada
tanggal 4 Januari 1676, Locke tiba di Montpellier, di mana ia tinggal selama
setahun. Ia berteman dengan dua dokter Protestan yang bernama Charles Barbeyrac
dan Pierre Magnol, serta seorang filsuf Cartesian, Sylvain Regis, yang menjadi
guru bahasa Perancis bagi Locke. Setelah mempelajari bahasa Perancis, Locke
mulai membaca buku-buku dalam bahasa Perancis.
Selama di Montpellier, Locke meneruskan
pembelajarannya dalam bidang filsafat, sebagaimana tertulis di dalam jurnal
pribadinya. Bulan Februari 1677, Locke meninggalkan Montpellier dan menuju
Paris. Ia bermukim sebentar di Paris lalu pergi ke beberapa tempat hingga tahun
1678 kembali ke Inggris.
John Locke pada
tahun 1697
Situasi politik Inggris kembali berubah
ketika William dari Orange berhasil menjadi pemimpin Inggris dan menyebabkan
James II harus melarikan diri dari Inggris. Locke kini dapat pulang dengan
tenang ke Inggris pada bulan Februari 1689, bahkan ditawari posisi sebagai
diplomat namun ia menolak karena alasan kesehatan.
Pada tahun 1689, Locke bertemu dan menjalin
hubungan dengan Newton. Locke menjadi salah satu pembaca pertama dari
"Principia", karya penting Newton. Keduanya juga sering bertemu untuk berdiskusi dan
mengirim surat untuk membahas topik-topik tertentu. Topik yang menjadi minat
utama mereka berdua bukanlah ilmu alam tetapi penafsiran Alkitab.
Setelah bukunya "Essay tentang
Pemahaman Manusia" terbit, ia segera mempersiapkan revisi dari buku itu
dan juga buku "Dua Tulisan tentang Pemerintahan".Selain itu, buku
"Surat-Surat Perihal Toleransi" juga sedang diterjemahkan dalam bahasa
Inggris oleh William Popple. Setelah diterbitkan pada bulan Oktober 1689, buku
itu terjual keras dan menimbulkan beragam reaksi. Salah satu yang
menanggapi buku itu dengan keras adalah Jonas Proast pada tahun 1690 dan
ditanggapi kembali oleh Locke pada tahun yang sama. Akan tetapi, identitas Locke
tetap menjadi rahasia.
Perdebatan
mereka berlanjut hingga Juni 1692 ketika Locke menulis "Surat Ketiga
tentang Toleransi", dan Proast tidak menanggapi lagi.
Setelah Locke kembali ke Inggris, Locke
menetap beberapa waktu di London. Ia kehilangan posisinya di Sekolah Gereja
Kristus dan tidak pernah berusaha mengambilnya kembali.[9] Pada awal tahun
1691, ia diundang untuk tinggal di Oates, Essex bagian utara, yang merupakan
kediaman Francis Masham. Istri Masham, Damaris, adalah anak dari Ralph Cudworth
dan merupakan teman diskusi Locke melalui surat selama bertahun-tahun. Akhirnya, Oates
menjadi kediaman Locke sepanjang sisa hidupnya, meski pada dekade 1690-an,
Locke sempat tinggal di London karena beberapa urusannya di pemerintahan.
Setelah itu, Locke berupaya
menyelesaikan karya lainnya dalam bidang pendidikan, "Beberapa Pemikiran
tentang Pendidikan". Karya itu dipublikasikan pada bulan Juli 1693 dan
edisi baru berisi penambahan materi terbit dua tahun kemudian. Pada tahun
1695, Locke menerbitkan lagi tulisan yang berjudul "Kerasionalan Agama
Kristen" (The Reasonableness of Christianity). Sebagaimana
"Surat-Surat tentang Toleransi", karya ini juga diterbitkan secara
anonim dan segera menimbulkan kontroversi. Kontroversi itu
muncul karena pemikiran-pemikiran Locke di dalam buku itu dinilai terlalu
melemahkan agama Kristen. Lawan polemik Locke kali ini adalah John Edwards, dan
polemik mereka berdua terjadi hingga tahun 1697.
Pada bulan-bulan awal tahun 1696, Locke
menghabiskan waktunya untuk beristirahat di Oates. Pada bulan Juni, ia mulai
melakukan pekerjaannya untuk pemerintah, khususnya dalam bidang ekonomi dan
koloni-koloni Inggris, selama empat tahun berikutnya. Selain mengurus
masalah-masalah negara, Locke pada periode ini juga berpolemik dengan Edward
Stillingfleet, seorang uskup Gereja Anglikan. Polemik mereka berlangsung dari
bulan November 1696 hingga akhir tahun 1698 ketika kesehatan Stillingfleet
menurun dan tidak memungkinkannya menanggapi pandangan Locke lagi.
buku "Essay tentang Pemahaman
Manusia".
Salah satu
pemikiran Locke yang paling berpengaruh di dalam sejarah filsafat adalah mengenai
proses manusia mendapatkan pengetahuan. Ia berupaya menjelaskan bagaimana
proses manusia mendapatkan pengetahuannya.Menurut Locke, seluruh pengetahuan
bersumber dari pengalaman manusia. Posisi ini adalah posisi empirisme yang
menolak pendapat kaum rasionalis yang mengatakan sumber pengetahuan manusia
yang terutama berasal dari rasio atau pikiran manusia. Meskipun demikian, rasio
atau pikiran berperan juga di dalam proses manusia memperoleh pengetahuan.
Dengan demikian, Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami
sesuatu, pikiran atau rasio manusia itu belum berfungsi atau masih kosong.
Situasi tersebut diibaratkan Locke seperti sebuah kertas putih (tabula rasa)
yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman yang dijalani oleh manusia
itu. Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah pengalaman-pengalaman manusia
menjadi pengetahuan sehingga sumber utama pengetahuan menurut Locke adalah
pengalaman.
Ragam
pengalaman Manusia
Lebih lanjut, Locke menyatakan ada dua
macam pengalaman manusia, yakni pengalaman lahiriah (sense atau eksternal
sensation) dan pengalaman batiniah (internal sense atau reflection).Pengalaman
lahiriah adalah pengalaman yang menangkap aktivitas indrawi yaitu segala
aktivitas material yang berhubungan dengan panca indra manusia. Kemudian
pengalaman batiniah terjadi ketika manusia memiliki kesadaran terhadap
aktivitasnya sendiri dengan cara 'mengingat', 'menghendaki', 'meyakini', dan
sebagainya. Kedua bentuk pengalaman manusia inilah yang akan membentuk
pengetahuan melalui proses selanjutnya.
Proses manusia mendapatkan pengetahuan
Dari perpaduan dua bentuk pengalaman
manusia, pengalaman lahiriah dan pengalaman batiniah, diperoleh apa yang Locke
sebut 'pandangan-pandangan sederhana' (simple ideas) yang berfungsi sebagai
data-data empiris. Ada empat jenis pandangan sederhana:
1. Pandangan yang
hanya diterima oleh satu indra manusia saja. Misalnya, warna diterima oleh mata, dan
bunyi diterima oleh telinga.
2. Pandangan yang
diterima oleh beberapa indra, misalnya saja ruang dan gerak.
3. Pandangan yang
dihasilkan oleh refleksi kesadaran manusia, misalnya ingatan.
4. Pandangan yang
menyertai saat-saat terjadinya proses penerimaan dan refleksi. Misalnya, rasa
tertarik, rasa heran, dan waktu.
Di dalam proses terbentuknya
pandangan-pandangan sederhana ini, rasio atau pikiran manusia bersifat pasif
atau belum berfungsi. Setelah pandangan-pandangan sederhana ini tersedia, baru
rasio atau pikiran bekerja membentuk 'pandangan-pandangan kompleks' (complex
ideas).
Rasio bekerja
membentuk pandangan kompleks dengan cara membandingkan, mengabstraksi, dan
menghubung-hubungkan pandangan-pandangan sederhana tersebut. Ada tiga jenis
pandangan kompleks yang terbentuk:
1. substansi atau
sesuatu yang berdiri sendiri, misalnya pengetahuan tentang manusia atau tumbuhan.
2. modi (cara
mengada suatu hal) atau pandangan kompleks yang keberadaannya bergantung kepada
substansi. Misalnya, siang adalah modus dari hari.
3. hubungan
sebab-akibat (kausalitas). Misalnya saja, pandangan kausalitas dalam
pernyataan: "air mendidih karena dipanaskan
hingga suhu 100° Celcius".
Kritik terhadap
Locke
Menurut Simon Petrus L. Tjahjadi,
gagasan Locke tentang model negara terlalu mengedepankan kepentingan kaum
bangsawan dan kaum pemodal dibandingkan kepentingan seluruh rakyat. Hal itu
terlihat dari model pembatasan kekuasaan negara yang menggunakan pembagian
kekuasaan antara legislatif dan eksekutif, yang mana golongan eksekutif dan
federatif diduduki oleh raja dan para menteri, sedangkan golongan legislatif
diisi golongan bangsawan dan orang-orang kaya. Tidak ada tempat bagi rakyat biasa di dalam model
pembagian kekuasaan ini. Jikalau tidak ada tempat bagi rakyat biasa untuk
mengawasi jalannya pemerintahan, maka pembuatan Undang-Undang dan
pelaksanaannya dapat saja disalahgunakan bagi kepentingan pemerintah dan kaum
bangsawan saja. Bila ini terjadi, rakyat tidak dapat memperjuangkan
kepentingannya melalui sistem negara yang ada, dan akhirnya hanya akan membuat
negara kembali ke "keadaan perang" karena terjadi ketidakadilan.
Padahal situasi "keadaan perang" itulah yang ingin diatasi Locke.
Kritik terhadap pemisahan negara dan agama
Locke merumuskan wewenang negara dan
agama dengan amat ketat sehingga keduanya menjadi terpisah dan tidak boleh
saling mencampuri wewenang yang lain. Urusan agama adalah keselamatan akhirat
sedang urusan negara adalah keselamatan di dunia saat ini, ketika manusia masih
hidup. Persoalannya, menurut Simon Petrus L. Tjahjadi, apakah pemisahan itu
sesuai dengan pandangan agama itu sendiri? Kebanyakan agama memiliki pandangan
bahwa agama harus ikut campur dalam soal-soal publik, seperti keadilan sosial,
wewenang pemerintahan, dan tuntutan moral umum. Perwujudan iman setiap pemeluk
agama seringkali harus berfungsi juga di dalam persoalan-persoalan umum,
sehingga pemisahan antara agama dan agama seperti yang diusulkan Locke dapat
melanggar keyakinan agama-agama tertentu dan tidak dapat diterima.
Agung,
Leo S. 2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta: Ombak .
Lubis,
Ahyar Yusuf. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta : koekoesan.
Suhelmi,
Ahmad.2001. Pemikiran Politik Barat. Jakarta : Gramedia.
http://id.wikipedia.org/wiki/John_Locke
oke,terimakasih,,lanjut tugas selanjutnya
AntwoordVee uitoke Makasih Ibu...
AntwoordVee uit